Tanggal 22 November 2019 telah berlansung kegiatan The 3rd International Conference on Early Childhood Education (ICECED) dengan tema DEVELOPING CHARACTERS THROUGH STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
(Foundations for Developing National Characters) . Kegiatan ini dilaksanakan di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh yang merupakan kolaborasi antara PKK Aceh dan Universitas Syiah Kuala.
Konferensi ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anggota PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga: Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan anggota Bunda PAUD (Bunda PAUD Teachers ‘Association) yang merupakan organisasi sosial dan pendidikan semi formal di bawah payung istri-istri Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Kedua organisasi ini aktif dalam meningkatkan kualitas program yang ditawarkan oleh organisasi dan dalam mengembangkan program yang berkaitan dengan urusan sosial di provinsi tersebut. Oleh karena itu, 65% dari peserta konferensi ini dialokasikan untuk anggotanya dan 35% ditawarkan kepada publik, khususnya para guru PAUD, dosen PAUD di Aceh dan Bunda PAUD di Aceh.
Dasar pemikiran dari konferensi ini adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat melalui guru, administrator pendidikan, spesialis pendidikan lainnya dan masyarakat bahwa pendidikan sebenarnya adalah proses mentransfer informasi dan pengalaman di semua bidang pendidikan melalui pendidikan formal dan non-formal, berdasarkan pada tujuan, peserta didik yang ditargetkan, bahan yang akan ditransfer, pendekatan yang akan dipilih, metode & teknik yang akan diterapkan dan tingkat peserta didik. Tujuan pengajaran dan pembelajaran telah berubah sangat cepat sejak kelahiran fase perkembangan industri pertama (pendidikan 1.0) hingga industri 4.0 saat ini dan dalam proses pindah ke pendidikan 4.0.
Tahap terakhir dari fokus pendidikan adalah pada 4C; Komunikasi, Kolaborasi, Pemikiran kritis dan pemecahan masalah, dan Kreatif dan Inovatif. Perubahan fokus ini telah mengarahkan proses pendidikan untuk mengembangkan HOTS (Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi) di antara siswa kami berdasarkan pemikiran kritis yang telah dibentuk dari tingkat pendidikan anak usia dini. Ketika HOTS dan keterampilan kritis digabungkan dengan keterampilan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), karena kenyataannya telah terbukti banyak negara di dunia, akan mengarah pada pengembangan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah secara kritis. Ketika keterampilan berpikir kritis dikembangkan dan dibentuk, pikiran kita terbuka untuk lebih dari satu cara menyelesaikan masalah.
Begitu pikiran siswa kita melebar dan pandangan kita tentang dunia terbuka ke pertimbangan yang berbeda, mereka akan diarahkan untuk membentuk karakter mereka yang dapat diterima oleh masyarakat tempat mereka tinggal dan berdasarkan pada pandangan universal karakter yang baik secara budaya, agama dan secara sosial, dan akhirnya membentuk identitas karakter mereka untuk dipraktikkan dalam keluarga, masyarakat, dan kebangsaan mereka sendiri. Kurikulum Indonesia 2013 menyediakan guru untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah pendekatan STEM yang membentuk dan membangun karakter peserta didik dari tahap awal kehidupan mereka. Membangun karakter dari tahap kehidupan ini akan memungkinkan peserta didik untuk secara internal memperoleh karakter yang dapat diterima secara agama dan budaya.
Pada kesempatan itu juga, Gubernur Aceh dan pejabat lainnya melakukan penandatanganan Deklarasi STEM+C sebagai perwujudan dukungan terhadap penerapan STEM+C pada pembelajaran di sekolah untuk siswa Aceh. Dengan adanya STEM+C Pusat Riset STEM Unsyiah mengusung konsep 5c = 4C + 1C yakni (Crithical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication + Character).